Denpasar, 4 Oktober 2025] – MTs Al Muhajirin Denpasar telah sukses melaksanakan uji coba Asesmen Penguatan Moderasi Beragama (AMB) sebagai bagian dari upaya Kementerian Agama untuk menanamkan nilai-nilai toleransi, kerukunan, dan sikap beragama yang moderat di lingkungan pendidikan. Uji coba ini diikuti oleh puluhan siswa dan guru madrasah, yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana pemahaman dan implementasi konsep moderasi beragama telah terserap dalam ekosistem sekolah.

Pelaksanaan asesmen ini merupakan tindak lanjut dari program prioritas Kementerian Agama (Kemenag) RI dalam memperkuat Moderasi Beragama, sejalan dengan visi membangun masyarakat yang saleh, moderat, cerdas, dan unggul.
Mengukur Pemahaman dan Sikap Moderat Kepala Madrasah MTs Al Muhajirin Denpasar, Bapak Qamarul Huda, S.Si, menyatakan bahwa kegiatan ini sangat penting. “Uji coba asesmen ini bukan sekadar ujian pengetahuan, tetapi juga alat ukur untuk memetakan bagaimana sikap dan perilaku moderat telah terinternalisasi pada siswa dan tenaga pendidik. Hasilnya akan menjadi masukan berharga untuk perbaikan kurikulum dan metode pengajaran di madrasah kami,” ujarnya. Asesmen yang dilakukan meliputi instrumen kognitif dan afektif yang dirancang untuk mengukur empat indikator utama Moderasi Beragama: komitmen kebangsaan, toleransi, anti-kekerasan, dan penerimaan terhadap tradisi lokal yang tidak bertentangan dengan ajaran agama.
Respon Positif dari Peserta Uji Coba
Para peserta uji coba, baik siswa maupun guru, menunjukkan antusiasme yang tinggi. Mereka menyambut baik inisiatif ini sebagai langkah konkret madrasah dalam mencetak generasi yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki akhlak mulia dan wawasan keagamaan yang inklusif.
Salah satu guru yang mengikuti asesmen, [ Bapak Muhammad Sam Ani, S.T], menuturkan, “Asesmen ini menyadarkan kami bahwa tugas mendidik bukan hanya mentransfer ilmu, tapi juga memastikan siswa memiliki mentalitas beragama yang damai dan menghargai perbedaan.” Uji coba asesmen AMB di MTs Al Muhajirin Denpasar diharapkan dapat menjadi model percontohan bagi madrasah lain di Bali dalam mengimplementasikan dan mengukur keberhasilan program Penguatan Moderasi Beragama secara sistematis dan berkelanjutan.

